tag:blogger.com,1999:blog-55692785572475705212024-02-07T04:28:24.977-08:00Jejak MusliminAgus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-61936826081148113972011-04-14T00:03:00.000-07:002011-10-06T19:31:54.931-07:0010 Sebab dihapusnya dosa-dosa manusiaManusia adalah makhluk yang penuh dengan Dosa, Semua manusia pasti pernah membuat Dosa, Bahkan Nabi pun pernah berbuat dosa. Namun justru disinilah manusia diuji, bagaimana sikap manusia dalam menanggapi dosa tersebut. Jika seorang manusia bisa belajar terhadap dosa-dosa yang pernah dibuatnya, maka manusia itu adalah manusia yang beruntung.<br /><br />Allah sangat adil dan pemurah, karena itulah Allah akan selalu mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa manusia yang mau bertaubat.<br /><br />Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:<br /><div style="text-align: justify;">“Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika seorang hamba bertaubat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencintainya. Derajatnya akan diangkat disebabkan taubatnya.<br /><br />Sebagian salaf mengatakan: ‘Dahulu setelah Nabi Dawud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya lebih baik dibandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang ditakdirkan untuk bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id ibnu Jubair radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya seorang hamba yang melakukan amalan kebaikan, bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu akan memasukkannya ke dalam neraka.<br /><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA54ER5SsgsjgAZQVZv0gpHoFtQ7yxZkDVf9cRKJ3xm9_UEXJ_LI6rVUqEpXi2a04It-YhugVlPcJyOyOipnJzkHmDEUt0ynFjpGqfbQGKiq-TzQfLq19OWEzOyK2T8ItZd0Oh5l064QaC/s1600/padam+dosa.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA54ER5SsgsjgAZQVZv0gpHoFtQ7yxZkDVf9cRKJ3xm9_UEXJ_LI6rVUqEpXi2a04It-YhugVlPcJyOyOipnJzkHmDEUt0ynFjpGqfbQGKiq-TzQfLq19OWEzOyK2T8ItZd0Oh5l064QaC/s400/padam+dosa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5589774437536446706" border="0" /></a><br /></div><br />Bisa jadi pula seorang hamba melakukan amalan kejelekan akan tetapi membawa dirinya masuk ke dalam surga. Hal itu karena ia membanggakan amalan kebaikannya. Sebaliknya, hamba yang terjatuh ke dalam kejelekan membawa dirinya untuk meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahan-kesalahannya.”<br /><br />Telah disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:<br /><br />الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ<br />“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”<br /><br />Sesungguhnya kesalahan/dosa seorang mukmin akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai berikut:<br /><br /><span style="font-size:100%;"><span>1. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.</span><span><br /><br />2. Meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya.</span><br /><br /><span>3. Mengerjakan amalan-amalan kebaikan, karena amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan amalan-amalan kejelekan.</span><span><br /><br />4. Mendapatkan doa dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya ketika masih hidup dan sesudah meninggal.</span><br /><br /><span>5. Mendapatkan hadiah pahala dari amalan-amalan saudara-saudaranya yang beriman agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadanya dari hadiah tersebut.</span><span><br /><br />6. Mendapatkan syafaat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span><span><br /><br />7. Mendapatkan musibah-musibah di dunia ini yang akan menghapuskan dosa-dosanya.</span><span><br /><br />8. Mendapatkan ujian-ujian di alam barzakh yang akan menghapus dosa-dosanya.</span><span><br /><br />9. Mendapatkan ujian-ujian di padang Mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapuskan dosa-dosanya.</span><span><br /><br />10. Mendapatkan rahmat dari Arhamur Rahimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala.</span></span> <br /><br />Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br /><br />يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ<br />“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.”<br /><br />(Diambil dari Risalah Tuhfatul ‘Iraqiyah fi A’malil Qalbiyyah hal. 32-33, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu)<br /></div><br />Sumber : <a href="http://serba-sepuluh.blogspot.com/2011/03/10-sebab-dihapusnya-dosa-dosa-manusia.html">Serba Sepuluh</a><br /><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-7047354877394782452011-04-02T01:02:00.000-07:002011-04-02T01:04:22.363-07:00Maaf Rasulullah untuk Tsumamah bin Itsal<div style="text-align: justify;">Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”<br /><br />Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”.<br /><br />Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.<br /><br />Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian sudah ada yang memberinya makan?”.<br /><br />Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!” Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”.<br /><br />Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada Tuhan selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”. Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”<br /><br />Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negrinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”<br /><br />Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin.”<br /><br />Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, Tiada seorangpun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rasulullah"<br /><br />Diambil dari : <a href="http://amrusujud.blogspot.com/2011/03/kekuatan-maaf-rasulullah-saw.html"><span style="font-weight: bold;">www.amrusujud.blogspot.com</span></a><br /></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-69272091266238335752010-12-13T12:17:00.000-08:002010-12-13T12:20:51.940-08:00Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadist<div><div style="border: medium none ; overflow: hidden; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; text-align: left; text-decoration: none;"><div style="text-align: justify;">Anda Ingin mempelajari berbagai ilmu dan fakta-fakta ilmiah serta semua mukjizat yang ada di dalam Al Quran dan Hadist secara terperinci?. Buku inilah jawabanya, Buku Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadist. Karena di dalam buku ini terdapat banyak ilmu pengetahuan yang ternyata sudah tertulis secara pasti di dalam Al Quran dan hadist.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzsUjhb-7C4AJgnoK6bC7fSr0_ktoXm45XCb2FB76tPaEQ59UJsgim5GyP7Pt1qFvjuXd-ilwHY_4B65xu93UMAcpfblAzw36mfF9YmRzsvj3aTH6omG7QLqy38I8WgQ_u75_HAHLAzWU/s400/Maqdis-All.JPG" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzsUjhb-7C4AJgnoK6bC7fSr0_ktoXm45XCb2FB76tPaEQ59UJsgim5GyP7Pt1qFvjuXd-ilwHY_4B65xu93UMAcpfblAzw36mfF9YmRzsvj3aTH6omG7QLqy38I8WgQ_u75_HAHLAzWU/s400/Maqdis-All.JPG" /><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Di dalam buku ini ada 220 lebih misteri sebagai mukjizat Alquran & Hadits yang berhasil dibongkar & disajikan untuk anda. Paket Ensiklopedia ini merupakan sebuah buku paling komprehensif yang merangkum pelbagai hasil penelitian tentang kebenaran Alquran dan hadis ketika dihadapkan dengan ilmu pengetahuan modern. Penelitian dilakukan oleh para ilmuwan senior muslim dan non muslim di pelbagai belahan dunia.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><img style="width: 446px; height: 347px;" alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvLCtGcA3is2A0eWFpd3F9s2e8wRHb4d6ag5eTo8r55zO7EkK8lM0G3HaBHPf_a3COUCB1gMwOLsmZ5JXwKVos0R-db6Bjq_Fl3HVTe3tCapIj75Cuhq2FhBjuOv8DUiAlHSlcu3dOV2Wn/s1600/111111.PNG" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvLCtGcA3is2A0eWFpd3F9s2e8wRHb4d6ag5eTo8r55zO7EkK8lM0G3HaBHPf_a3COUCB1gMwOLsmZ5JXwKVos0R-db6Bjq_Fl3HVTe3tCapIj75Cuhq2FhBjuOv8DUiAlHSlcu3dOV2Wn/s1600/111111.PNG" /><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Buku Paket Ensiklopedia ini terdiri dari 10 jilid, dimana setiap jilid membahas tentang tema-tema tertentu yang ada di dalam Al Quran, yaitu:<br /></div><ul><li>Jilid 1, Kemukjizatan fakta Sejarah</li><li>Jilid 2, Kemukjizatan Penciptaan Manusia</li><li>Jilid 3, Kemukjizatan Pengobatan dan Makanan</li><li>Jilid 4, Kemukjizatan Psikoterapi Islam</li><li>Jilid 5, Kemukjizatan penciptaan Hewan</li><li>Jilid 6, Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-buahan</li><li>Jilid 7, Kemukjizatan Sastra dan Bahasa Al-Quran</li><li>Jilid 8, Kemukjizatan Penciptaan Bumi</li><li>Jilid 9, Kemukjizatan Penciptaan Alam Semesta</li><li>JIlid 10, Kemukjizatan Angka</li></ul><div style="text-align: justify;">Boleh dibilang, buku ini adalah salah satu buku paling fenomenal, hany dalam 12 bulan sudah terjual lebih dari 10 ribu paket. Padahal buku ini tidak dijual secara bebas di Toko-toko buku, hanya dijual melalui pihak-pihak khusus agen atau perantara.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><img style="cursor: -moz-zoom-out; width: 453px; height: 641px;" alt="http://meirianalury.files.wordpress.com/2009/08/new-picture-12.png" src="http://meirianalury.files.wordpress.com/2009/08/new-picture-12.png" /><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Penulis:</span><br />Prof. Dr. Musthafa Abdul Mun’im,<br />Prof. Dr. Abd Al-Basith Muhammad Sayyid,<br />Prof Dr. Beikheir Hammoouti,<br />Ir. Abdu Daim Kaheel, Harun Yahya,<br />Dr. dr. Muhammad Nizar Al-Daqr,<br />Dr. Dr Mahmud Nazhim Al-Nasimi, dkk<br />Total hingga 55 penulis<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penerjemah:</span><br />Moch. Syarif Hidayatullah, Achmad Atho’illah,<br />Mahfud Hidayat Lukman, Ahmad Muzayin,<br />Luthfi Arif Alamsyah, dkk.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penyunting:</span><br />Syarif Hade Masyah<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pembaca Ahli:</span><br />Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub, M.AKata Pengantar:<br />Prof.Dr.H. Muhammad Ali, Dirjen Pendidikan Islam DEPAG RI<br />Drs.H. Ichwan Sam, Sekretaris umum MUI Pusat<br />KH. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU<br />Prof.Dr.H. Din Syamsudin, Ketua Umum Muhammadiyah<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Adapun spesifikasi fisik buku ini adalah :</span><br /></div><div style="text-align: justify;">Terdiri dari 10 jilid eksklusif hard cover, berisi lebih dari 3000 halaman, lebih dari 2500 gambar dan ilustrasi berwarna, kertas matt paper 150 gram, kemasan eksklusif.<br /><br />Buku ini bisa anda dapatkan hanya dengan harga <span style="font-weight: bold;">Rp 3.888.000,-</span>, namun begitu, jika anda membelinya secara cash, maka anda akan mendapat potongan harga sebesar 20%, sehingga harganya menjadi sebesar <span style="font-weight: bold;">Rp 3.115.000,- </span><br /><br />anda bisa juga mendapatkanya dengan cara kredit (Hanya untuk wilayah Yogyakarta) dengan uang muka <span style="font-weight: bold;">Rp.876.800,-</span>, adapaun besarnya pembayaran secara kredit adalah :<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Waktu Angsuran dan Harga Angsuran:</span><br /></div><div style="text-align: center;">4 bulan Total Harga <span style="font-weight: bold;">Rp.3.499.200,-</span> (<span style="font-weight: bold;">Rp.874.800</span> /bulan)<br />6 bulan Total Harga <span style="font-weight: bold;">Rp.3.693.600,-</span> (<span style="font-weight: bold;">Rp.469.600</span> /bulan)<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;"></span></div></div><div style="text-align: center;"><span>Untuk Pemesanan, silahkan hubungi kami<br />di no HP <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">0878 3844 5635</span></span><br /><span><a style="color: rgb(0, 51, 153);" href="http://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/08/buku-ensiklopedia-mukjizat-al-quran-dan.html#ixzz181bSlBO3"></a></span></div></div></div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-59487727743794352982010-08-10T21:46:00.001-07:002010-12-11T13:14:39.849-08:00Kautamaan shalat tarawih<div style="text-align: justify;">Pertama, <b><span style="color:Blue;">akan mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu</span></b>. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).<br /><br />Kedua, <b><span style="color:blue;">shalat tarawih bersama imam seperti shalat semalam penuh</span></b>. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda, “Siapa yang shalat (malam) bersama imam hingga ia selesai, maka ditulis untuknya pahala melaksanakan shalat satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih)<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-1</span></b><br />Allah menghapuskan dosa Anda, seperti Anda baru lahir dari perut sang Ibu<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-2</span></b><br />Allah menghapuskan dosa Anda dan dosa kedua orang tua Anda, bila mereka mukmin.<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-3</span></b><br />Malaikat dari Arsy mohon kepada Allah agar diterima ibadah Anda, serta dihapuskan dosa-dosa Anda yang telah lewat<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-4</span></b><br />Diberikan pahala kepada Anda sebagaimana pahala orang-orang yang telah membaca Taurat, Injil, Zabur, dan AL-QUR'AN<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-5</span></b><br />Diberikan pahala kepada Anda sebagaimana pahala orang yang menjalankan salat di Masjidilharam Mekah, Masjid Nabawi Medinah, serta Masjidil-Aqsha Jerusalem.<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-6</span></b><br />Diberikan pahala kepada Anda sebagaimana pahala mereka yang tawaf di Baitulmakmur. Serta seluruh batu dan bata pada bangunan itu memintakan ampunan atas dosa-dosa Anda.<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-7</span></b><br />Diberikan pahala kepada anda sebagaimana pahala orang yang ikut Nabi Musa as melawan Fir’aun dan Haman<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-8</span></b><br />Diberikan pahala kepada anda seperti yang Allah berikan kepada Nabi Ibrahim as<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-9</span></b><br />Akan diberikan pahala kepada anda sesuai dengan ibadah seorang nabi<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-10</span></b><br />Allah akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-11</span></b><br />Akan dihapuskan dosa anda bila anda meninggal, seperti anda baru keluar dari perut ibu<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-12</span></b><br />Pada hari kiamat, anda akan bangkit dengan muka cemerlang seperti bulan<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-13</span></b><br />Pada hari kiamat, anda akan bebas dari ketakutan yang membuat manusia sedih<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-14</span></b><br />Para malaikat memberi kesaksian salat Tarawih Anda,dan Allah tidak menghisab Anda lagi.<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-15</span></b><br />Anda akan memerima selawat dari para malaikat, termasuk malaikat penjaga Arsy dan Kursi<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-16</span></b><br />Anda akan mendapat tulisan “selamat” dari Allah, anda bebas masuk surga dan lepas dari api neraka<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-17</span></b><br />Allah akan memberi pahala kepada anda sesuai pahala para nabi<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-18</span></b><br />Malaikat akan memohon kepada Allah agar anda dan orang tua anda selalu mendapat restu<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-19</span></b><br />Allah akan mengangkat derajat anda ke Firdaus (surga yang tinggi)<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-20</span></b><br />Diberikan pahala kepada anda sesuai pahala para syuhada dan salihin<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-21</span></b><br />Allah akan membuatkan sebuah bangunan dari cahaya untuk anda di surga<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-22</span></b><br />Anda akan merasa aman dan bahagia pada hari kiamat karena anda terhindar dari rasa takut yang amat sangat<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-23</span></b><br />Allah akan membuatkan sebuah kota untuk anda di dalam surga<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-24</span></b><br />Allah akan mengabulkan 24 permohonan anda selagi anda masih hidup di dunia<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-25</span></b><br />Anda akan bebas dari siksa kubur<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-26</span></b><br />Allah akan mengangkat derajat amal kebaikan anda sebagaimana derajat amal kebaikan anda selama 40 tahun<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-27</span></b><br />Anda akan secepat kilat bila melewati Siratalmustaqim nanti<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-28</span></b><br />Akan dinaikkan derajat anda 1.000 kali oleh Allah di dalam surga kelak<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-29</span></b><br />Allah akan memberi pahala kepada Anda seperti Anda menjalani ibadah haji 1.000 kali yang diterima Allah (haji mabrur)<br /><br /><b><span style="color:Green;">Pahala Malam ke-30</span></b><br />Allah menyuruh kepada anda untuk memakan sebuah buah di surga, minum air kausar, mandi air salsabil (air surga) karena Allah Tuhan anda dan anda hamba Allah yang setia.<br /><br /></div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-85178069349059217362010-08-10T21:12:00.000-07:002010-08-10T21:16:26.173-07:0014 Amalan yang Keliru di Bulan Ramadhan<div style="text-align: justify;">Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan di bulan Ramadhan yang tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan</span><br />Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan</span><br />Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab</span><br />Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا<br /><br />“Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak memakai kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula memakai hisab (dalam penetapan bulan). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)<br /><br />Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari’at ini telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal ramadhan, pen) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya</span><br />Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ<br /><br />“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)<br /><br />Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ<br /><br />“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”</span><br />Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,<br /><br />لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ<br /><br />“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Membangunkan “Sahur … Sahur”</span><br />Sebenarnya Islam sudah memiliki tatacara sendiri untuk menunjukkan waktu bolehnya makan dan minum yaitu dengan adzan pertama sebelum adzan shubuh. Sedangkan adzan kedua ketika adzan shubuh adalah untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Inilah cara untuk memberitahu kaum muslimin bahwa masih diperbolehkan makan dan minum dan memberitahukan berakhirnya waktu sahur.<br /><br />Sehingga tidak tepat jika membangunkan kaum muslimin dengan meneriakkan “sahur … sahur ….” baik melalui speaker atau pun datang ke rumah-rumah seperti mengetuk pintu. Cara membangunkan seperti ini sungguh tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah dilakukan oleh generasi terbaik dari ummat ini. Jadi, hendaklah yang dilakukan adalah melaksanakan dua kali adzan. Adzan pertama untuk menunjukkan masih dibolehkannya makan dan minum. Adzan kedua untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memiliki nasehat yang indah, “Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian.” (Lihat pembahasan at Tashiir di Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 334-336)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Pensyariatan Waktu Imsak (Berhenti makan 10 atau 15 menit sebelum waktu shubuh)</span><br />Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ<br /><br />“Makan dan minumlah. Janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Makan dan minumlah sehingga tampak bagi kalian warna merah yang melintang.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah. Dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih). Maka hadits ini menjadi dalil bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah sejak terbit fajar shodiq –yaitu ketika adzan shubuh dikumandangkan- dan bukanlah 10 menit sebelum adzan shubuh. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.<br /><br />Dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata, “Berapa lama jarak antara iqomah dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata, “Sekitar 50 ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Lihatlah berapa lama jarak antara sahur dan iqomah? Apakah satu jam?! Jawabnya: Tidak terlalu lama, bahkan sangat dekat dengan waktu adzan shubuh yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Qur’an (sekitar 10 atau 15 menit)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”</span><br />Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan amalan ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy).<br /><br />Adapun do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,<br /><br />ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ<br /><br />“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. Dzikir Jama’ah Dengan Dikomandoi dalam Shalat Tarawih dan Shalat Lima Waktu</span><br />Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah tatkala menjelaskan mengenai dzikir setelah shalat, “Tidak diperbolehkan para jama’ah membaca dizkir secara berjama’ah. Akan tetapi yang tepat adalah setiap orang membaca dzikir sendiri-sendiri tanpa dikomandai oleh yang lain. Karena dzikir secara berjama’ah (bersama-sama) adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam yang suci ini.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11/189)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. “Ash Sholaatul Jaami’ah…” untuk Menyeru Jama’ah dalam Shalat Tarawih</span><br />Ulama-ulama Hambali berpendapat bahwa tidak ada ucapan untuk memanggil jama’ah dengan ucapan “Ash Sholaatul Jaami’ah…” Menurut mereka, ini termasuk perkara yang diada-adakan (baca: bid’ah). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/9634, Asy Syamilah)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam</span><br />Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /><br />إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً<br /><br />“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. Perayaan Nuzulul Qur’an</span><br />Perayaan Nuzulul Qur’an sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan,<br /><br />لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ<br /><br />“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.” Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">13. Membayar Zakat Fithri dengan Uang</span><br />Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan, “Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- akan menukil berita tersebut.<br /><br />Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yang paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yang membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini akan dinukil sebagaimana perkataan dan perbuatan mereka yang berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai pada kita).” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 14/208-211)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">14. Tidak Mau Mengembalikan Keputusan Penetapan Hari Raya kepada Pemerintah</span><br />Al Lajnah Ad Da’imah, komisi Fatwa di Saudi Arabia mengatakan, “Jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat (tentang penetapan 1 Syawal), maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya.” (Fatawa no. 388)<br /><br />Demikian beberapa kesalahan atau kekeliruan di bulan Ramadhan yang mesti kita tinggalkan dan mesti kita menasehati saudara kita yang lain untuk meninggalkannya. Tentu saja nasehat ini dengan lemah lembut dan penuh hikmah.<br /><br />Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan. Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini. Wa shallallahu wa salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.<br /><span style="font-size:78%;"><br /></span><div style="text-align: center;"><a href="http://tauhidcentre.blogspot.com/2010/08/14-amalan-yang-keliru-di-bulan-ramadhan.html"><span style="font-size:78%;"><span style="font-weight: bold;">http://tauhidcentre.blogspot.com/2010/08/14-amalan-yang-keliru-di-bulan-ramadhan.html</span></span><br /><span class="fullpost"> </span></a></div></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-63650231449836819462010-06-24T06:25:00.000-07:002010-06-24T06:27:35.623-07:00Waktu tidur yang tak dianjurkan dalam Islam<div style="text-align: justify;">Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan. yaitu :<br /><br /><br /><b> 1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh</b><br /><br />Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :<br /><br />”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).<br />Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :<br /><br />“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).<br /><br /><br /><b>2. Tidur Sebelum Shalat Isya’</b><br /><br />Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).<br /><br />Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”<br /><br />Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”<br /><br /><div style="text-align: center;"><a href="http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4498566"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4498566</span></span><br /><span class="fullpost"> </span></a></div></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-10860882745926621942010-06-19T10:12:00.000-07:002010-06-19T10:13:50.163-07:00Biografi singkat Imam Al-Bukhari<p style="text-align: justify;">Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim dijuluki dengan Abu Abdillah. Ia lahir di Bukhara pada tahun 194 H. Semua Ulama, baik dari gurunya maupun dari sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya, Ia seorang Imam yang tidak tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Ia mulai menghapal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun, ia mencatat dari seribu guru lebih, ia hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.<br /></p><div style="text-align: justify;">Dia mengarang kitab besar Al-Jami’ ash Shahih yang merupakan kitab paling shahih sesudah Al-Quran, hadits yang ia dengar sendiri dari gurunya lebih dari 70.000 buah, ia dengan tekun mengumpulkannya selama 16 tahun.a hafiz mempunyai beberapa komentar terhadap sebagian haditsnya, mereka telah melontarkan kritik atas 110 buah diantaranya. Dari 110 hadits itu ditakhtijkan oleh Imam Muslim sebanyak 32 hadits dan oleh dia sendiri sebanyak 78 hadits. Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat bahwa hadits hadits yang dipersoalkan ini “ tidak seluruhnya ber’illat tercela, melainkan kebanyakan jawabannya mengandung kemungkinan dan sedikit dari jawabannya menyimpang”.<br /><br />Kitab Shahih Bukhari mempunyai banyak syarah yang oleh pengarang kitab Kasyf adh-Dhunun disebutkan 82 syarah diantaranya. Tetapi yang paling utama adalah syarah Ibnu Hajar al-Asqalani yang bernama Fat al-Bari, dan berikutnya syarah Al-Asthalani, kemudian syarah al-Aini Umdat al Qari.<br /><br />Al Bukhari mempunyai banyak kitab, antara lain At-Tawarikh ats Tsalatsah al-Kabir wal Ausath wash Shaghir (Tiga Tarikh: Besar, sedang, dan Kecil), kitab al-Kuna, Kitab Al-Wuhdan, kitab al-Adab al-Mufrad dan kitab Adl-Dlu’afa dan lain lainnya.<br /><br />At-Tirmidzi berkata tentangnya:”Saya tidak pernah melihat orang yang dalam hal illat dan rijal, lebih mengerti daripada Al-Bukhari”.<br /><br />Ibnu Khuzaimah berkata:” Aku tidak melihat dibawah permukaan langit seseorang yang lebih tahu tentang hadits Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari”.<br /><br />Muslim bin al Hajjaj pernah datang kepadanya lalu mencium antara kedua matanya, seraya berkata:” Biarkan saya mencium kedua kakimu, wahai guru para guru, pemimpin para ahli hadits dan dokter penyakit hadits.”<br /><br />Abu Nu’im dan Ahmad ibn Ahmad berkata:” Al-Bukhari adalah faqih (ahli hukum) dari ummat ini.”<br /><br />Abu Muhammad Abdullah bin Abdurahman Ad-Darimy berkata:” Muhammad ibn Ismail (Bukhari) orang yang tercakap dalam bidang hukum dari antara kami dan lebih banyak mencari hadits.”<br /><br />Telah dipaparkan dalam pembahasan hadits Maqlub, ketika para ulama baghdad sengaja memutar balikan seratus hadits, lalu Al-Bukhari mengembalikan setiap matan kepada sanad yang sebenarnya dan setiap sanad kepada matannya, sehingga membuat para ulama kagum akan hapalan dan kecermatannya. Dalam rangka meneliti dan menghapal hadits, Al Bukhari tidak segan segan melakukan perjalanan ke Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Jazirah, Hijaz dan Basrah<br /><br />Al-Bukhari adalah salah seorang dari imam Mujtahid dalam bidang fiqh dan dalam bidang mengistibathkan hukum dari hadits.<br /><br />Al-Bukhari meriwayatkan hadits bersumber dari Adl-Dlahhak bin Mukhallad Abu Ashim an-Nabil, Makki bin Ibrahim al-Handlali, Ubaidullah bin Musa al-Abbasi, Abdullah Quddus bin al-Hajjaj, Muhammad bin Abdullah al-Anshari dan lain lain.<br /><br />Sedangkan yang meriwayatkan darinya banyak sekali diantaranya: At-Tirmidzi, Muslim, An-Nasa’I, Ibrahim bin Ishak al-Hurri, Muhammad bin Ahmad ad-Daulabi, dan orang terakhir yang meriwayatkan darinya adalah Manshur bin Muhammad al Bazwadi. Ia wafat pada tahun 256 H di Samarkand yang bernama Khartank<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:78%;"><a style="font-weight: bold;" href="http://artikelassunnah.blogspot.com/2009/11/biografi-singkat-imam-al-bukhari.html">http://artikelassunnah.blogspot.com/2009/11/biografi-singkat-imam-al-bukhari.html</a></span><br /><span class="fullpost"> </span></div></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-86829490186147766092010-06-01T04:58:00.000-07:002010-06-01T05:00:11.450-07:00Orang-orang yang didoakan oleh Malaikat<p style="text-align: justify;">Allah SWT berfirman, “Sebenarnya (malaikat – malaikat itu) adalah hamba – hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah – perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang – orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati – hati karena takut kepada-Nya” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">2. Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Shahih Muslim no. 469)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">3. Orang – orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">4. Orang – orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (Shahih Bukhari no. 782)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Shahih Muslim no. 2733)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">9. Orang – orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">10. Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang makan sahur” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">11. Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” ( dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)</p><p style="text-align: center;"><a href="http://www.iwansetiawan.co.cc/orang-didoakan-malaikat/">http://www.iwansetiawan.co.cc/orang-didoakan-malaikat/</a><br /></p><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-15420845480733405042010-05-26T20:01:00.000-07:002010-05-26T20:05:19.761-07:00Peperangan yang diikuti langsung oleh Rasulullah<div style="text-align: justify;">Rasulullah tidak pernah memulai peperangan sama sekali. Sebab, beliau berusaha semaksimal mingkin supaya tidak ada pertumpahan darah manusia. Karena beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih sayang.<br /><br />Tapi, jika peperangan tidak mungkin dihindari, maka beliau akan menempatkan diri paling depan. Karena beliau adalah seorang nabi yang tak pernah gentar melawan musuh.<br /><a name="more"></a><br />Jumlah Peperangan ar-Rasul صلى الله عليه وسلم adalah 27 peperangan; yang dilatarbelakangi dengan berbagai macam sebab pemicu. Namun dari 27 peperangan ini, hanya 9 saja yang terjadi pertempuran. Selebihnya, yaitu musuh menyerah damai. Sedangkan jumlah sariyah adalah 38 ekspedisi.<br /><br />Di bawah ini adalah daftar peperangan yang beliau langsung ikut andil didalamnya<br /></div><p style="text-align: justify;"><style type="text/css">>table.tableizer-table {border: 1px solid #CCC; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;} .tableizer-table td {padding: 4px; margin: 3px; border: 1px solid #ccc;}>.tableizer-table th {background-color: #104E8B; color: #FFF; font-weight: bold;}></style><br /></p><br /><table class="tableizer-table"> <tbody><tr class="tableizer-firstrow"><th>No </th><th>Nama Perang</th><th>Tanggal</th><th>Penyebab atau Kejadian Utama</th></tr> <tr><td>1</td><td>Waddan (al-Abwa’)</td><td>Shafar 2 H</td><td>perang yang pertama kali diikuti rasulullahصلى الله عليه وسلم. Sasarannya perniagaan kaum Quraisy </td></tr> <tr><td>2</td><td>Bawath</td><td>Rabiul Awal 2 H</td><td>Menghadang kafilah Quraisy</td></tr> <tr><td>3</td><td>Dzul Usyairah</td><td>Jumadil Akhir 2 H</td><td>Menghadang kafilah Quraisy</td></tr> <tr><td>4</td><td>Badar Pertama (Safawan)</td><td>Jumadil Akhir 2 H</td><td>Mengejar Karz bin Jabir al-fihri yang telah berhasil menyusup ke salah satu wilayah madinah</td></tr> <tr><td>5</td><td>Badar Kubra</td><td>Ramadhan 2 H</td><td>Menghadang kafilah Quraisy</td></tr> <tr><td>6</td><td>Bani Qainuqa’</td><td>Syawal 2 H</td><td>Orang-orang yahudi membatalkan perjanjian dan mulai memperlihatkan kedengkian</td></tr> <tr><td>7</td><td>Bani Sulaim</td><td>Syawal 2 H</td><td>Rasulullah صلى الله عليه وسلم berangkat menuju Qarqarah al-Kadr untuk memecah pasukan Bani Sulaim dan Gathafan</td></tr> <tr><td>8</td><td>As-Sawiq</td><td>Dzulhijjah 2 H</td><td>Menghadang Abu Sufyan yang datang ke Madinah untuk membalas dendam atas kekalahan di Perang Badar</td></tr> <tr><td>9</td><td>Dzu Amar</td><td>Rabiul Awal 3 H</td><td>Memecah konsentrasi Bani Tsa'labah dan Muhabin sebelum mereka menyerang Madinah</td></tr> <tr><td>10</td><td>Buhran</td><td>Jumadil Awal 3 H</td><td>Mencerai-berah pasukan Bani Sulaim</td></tr> <tr><td>11</td><td>Uhud</td><td>Syawwal 3 H</td><td>Untuk melawai Kaum Qiraisy yang datang untuk memerangi kaum muslimin di Madinah</td></tr> <tr><td>12</td><td>Hamra' al-Asad</td><td>Syawwal 3 H</td><td>Melakukan perlawan terhadap Abu Sufyan yang hendak menggempur Madinah</td></tr> <tr><td>13</td><td>Bani an-Nadhir</td><td>Rabiul Awal 4 H</td><td>Menghadang Bani Nadhir yang ingin membunuh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengna cara licik </td></tr> <tr><td>14</td><td>Dzatu ar-Riqa’</td><td>Rabiul Awal 4 H</td><td>Mencerai-berah pasukan Anmar dan Tsa'labah</td></tr> <tr><td>15</td><td>Badar al-Akhir</td><td>Sya’ban 4 H</td><td>Untuk mengejar Abu Sufyan</td></tr> <tr><td>16</td><td>Daumatul Jandal</td><td>Rabiul Awal 5 H</td><td>Mencerai-berai pasukan pembegal yang ingin menyerang Madinah</td></tr> <tr><td>17</td><td>Al-Muraisi'</td><td>Sya’ban 5 H</td><td>Untuk mencegah rombongan Bani Mustaliq (dari Khuza'ah)</td></tr> <tr><td>18</td><td>Khandaq</td><td>Sya’ban 5 H</td><td>Menghadang gabungan beberapa pasukan yang berada di bawah pimpinan Kaum Quraisy </td></tr> <tr><td>19</td><td>Bani Quraizah</td><td>Dzulqa’dah 5 H</td><td>Untuk memberi pelajaran atas pengkhianatan perjanjian oleh bani Quraizhah selama pasukan gabungan mengepung Madinah</td></tr> <tr><td>20</td><td>Bani Lihyan</td><td>Rabiul Awal 6 H</td><td>Memberi hukuman kepada Bani Lihyan (dari Hudzail) yang mebunuh beberapa orang sahabat (di ar-Raji')</td></tr> <tr><td>21</td><td>Dzi Qarad (al-Gabah)</td><td>Rabiul Awal 6 H</td><td>Untuk melawan pasukan 'Uyainah bin Hashan al-Fajjari yang datang menyusup k madinah</td></tr> <tr><td>22</td><td>Hudaibiyah</td><td>Dzulqa’dah 6 H</td><td>Untuk mengerjakan umrah di baitullah di Mekah, tapi Kaum Quraisy menghadang perjalanan tersebut</td></tr> <tr><td>23</td><td>Khaibar</td><td>Muharram 7 H</td><td>Memecah pasukan gabungan di bawah pimpinan Khaibar untuk menyerang Madinah</td></tr> <tr><td>24</td><td>Mut'ah</td><td>Jumadil Awal 8 H</td><td>Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak ikut langsung perang ini, tapi beliau mengarahkan seakan beliau ikut bersama pasukan</td></tr> <tr><td>25</td><td>Fathu Mekkah</td><td>Ramadhan 8 H</td><td>Pembatalan Kaum Quraiys terhadap butir-butir perjanjian Hudaibiyah</td></tr> <tr><td>26</td><td>Hunain dan Thaif</td><td>Syawwal 8 H</td><td>Memecah konsentrasi bani Tsaqif</td></tr> <tr><td>27</td><td>Tabuk (al-'Usrah)</td><td>Rajab 9 H</td><td>Mengejar pasuakn Romawi yang berkumpul untuk menyerbu Madinah</td></tr></tbody></table> <span class="fullpost"> </span><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:78%;"><a href="http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/05/peperangan-yang-pernah-diikuti-langsung.html">http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/05/peperangan-yang-pernah-diikuti-langsung.html</a></span></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-37400406835034268332010-05-19T20:36:00.000-07:002010-05-19T20:40:48.816-07:00Panglima Perang Islam Termuda<div style="text-align: justify;">Usamah r.a di usianya yang 18 tahun sudah diamanahi untuk memimpin pasukan perang muslimin melawan tentara Romawi. la berkulit hitam dan memiliki nama lengkap Usamah bin Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abd Al-Uzza Al-Kalbi.<br /><br />la juga biasa dipanggil Abu Muhammad. la memiliki gelar Hibb Rasulullah (jantung hati Rasulullah) dan Ibnu Hibb Rasulullah (putra dari jantung hati Rasulullah). Ayahnya adalah Zaid bin Haritsah r.a, anak angkat Rasulullah SAW yang sangat beliau cintai.<br /><br />Ibunya adalah Ummu Aiman, seorang budak hitam yang mengasuh Muhammad kecil dan dimerdekakan oleh Rasulullah saw. Zaid lebih memilih tinggal bersama Muhammad dari pada kembali kepada ayahnya, Haritsah.<br /><br />Seusai Rasulullah saw menyelesaikan haji Wada', beliau mempersiapkan pasukan muslimin untuk menghadapi tentara Romawi. Tentara Romawi dengan sadis membunuh salah seorang kepala daerah mereka bernama Farwah bin Umar Al-Judzami ketika diketahui memeluk Islam.<br /><br /><a name="more"></a>Di antara pasukan muslim terdapat pejuang Muhajirin dan Anshar, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., Umar bin Khaththab r.a., Abu Ubaidah bin Jarrah r.a, Abul A'war Zaid bin Zaid, dan Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. Dari sekian banyak muslimin yang andal dalam peperangan, Rasulullah saw memilih Usamah bin Zaid r.a yang masih muda belia untuk memimpin pasukan muslimin. Tentu saja hal tersebut menuai keheranan dan protes dari sebagian kaum muslimin yang meragukan kepemimpinan Usamah r.a.<br /><br />Mendengar gunjingan yang menyangsikan kepemimpinan Usamah r.a, Rasulullah saw bersabda di hadapan kaum muslimin, "<i>Wahai sekalian manusia, aku mendengar pembicaraan kalian mengenai pengangkatan Usamah. Apabila kalian meragukan kemampuannya dalam memimpin, mengapa kalian sebelumnya tidak meragukan kepemimpinan Zaid bin Haritsah, ayahnya? Demi Allah, jika ayahnya pantas menjadi seorang pemimpin, anak ini juga pantas menjadi pemimpin. Jika ayahnya seorang yang kucintai, anaknya juga orang yang paling kucintai sesudahnya. Mereka berdua adalah orang baik maka perlakukanlah Usamah dengan baik pula!</i>"<br /><br />Setelah teguran tersebut, kaum muslimin yang pada awalnya meragukan keputusan beliau segera bergabung dengan pasukan Usamah r.a. Saat itu mereka hendak berangkat menuju Juraf di luar kota Medinah untuk membangun perkemahan sesuai dengan perintah Rasulullah saw. Sebelum berangkat, para pasukan terlebih dahulu menemui Rasulullah yang terbaring sakit. Ummu Aiman, menyarankan agar Usamah tidak diberangkatkan sampai beliau sehat agar tenang dalam perjalanannya. Namun, Rasulullah saw. bersikeras dan berkata, "Biarkan Usamah berangkat sekarang juga!"<br /><br />Pasukan pun berangkat menuju Juraf dan bermalam di sana. Keesokan harinya, sebelum pasukannya bergerak, Usamah r.a. menyempatkan diri untuk menengok Rasulullah saw. yang sakitnya bertambah parah. Usamah r.a. mencium wajah pucat Rasulullah saw. dan beliau pun mendoakannya. Setelah itu, Usamah r.a. kembali menuju pasukannya yang telah siap berangkat meninggalkan Juraf.<br /><br />Namun, tiba-tiba berita duka menyergap seluruh pasukan muslimin. Seorang utusan Ummu Aiman membawa berita bahwa Rasulullah saw telah tiada. Usamah r.a. segera menghentikan pasukan dan menunda keberangkatannya. Bersama Umar bin Khaththab r.a. dan Abu Ubaidah bin Jarrah r.a., Usamah r.a. kembali menuju kediaman Rasulullah saw. diikuti oleh prajurit-prajuritnya.<br /><br />Benar-benar duka menyelimuti Madinah saat itu. Kepergian pemimpin yang begitu mereka cintai memberikan pukulan berat hingga tidak sedikit dari kaum muslimin yang histeris dan tidak menerima, bahkan murtad dari Islam. Suasana kota Madinah menjadi kacau.<br /><br />Segeralah diadakan musyawarah untuk mengangkat khalifah pengganti Rasulullah saw. Mereka sepakat untuk mengamankan jabatan tersebut kepada Abu Bakar r.a. Ia pun bertindak cepat untuk mengatur keberangkatan Usamah r.a. Begitu pula, mengamankan kota Medinah.<br /><br />Sebagian kaum muslimin tidak menyetujui keberangkatan pasukan Usamah mengingat kondisi Madinah sangat genting dan butuh penjagaan yang ketat dari serangan musuh-musuh Allah. Bisa jadi para musuh Allah memanfaatkan kekosongan dan kekacauan di Medinah untuk merebut dan menduduki wilayah kaum muslimin tersebut.<br /><br />Menyikapi hal itu, Abu Bakar r.a. memberikan pendapatnya, "Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, seandainya aku tahu akan dimakan binatang buas sekalipun, aku akan tetap mengirim pasukan ini ke tujuannya. Insya Allah, mereka akan kembali dengan selamat. Bukankan Rasulullah saw. telah memerintahkan untuk segera memberangkatkan pasukan Usamah? Mengenai keamanan di Medinah, biarkan Umar bin Khaththab tetap tinggal bersamaku di sini untuk membantuku. Apakah kalian setuju dengan pendapatku?"<br /><br />Keyakinan kuat yang terpancar dari Utusan Abu Bakar r.a menular ke seluruh kaum muslimin sehingga mereka menyetujui pendapatnya. Tanpa membuang waktu, Usamah r.a. segera bersiap untuk berangkat bersama 3.000 orang prajurit, 1.000 orang di antaranya menunggang kuda.<br /><br />Abu Bakar r.a. mendatangi mereka untuk melepas kepergian pasukan muslimin dengan doa keselamatan. Usamah r.a. yang melihat Abu Bakar r.a datang dengan berjalan kaki segera turun dari kudanya untuk memberikan tumpangan kepada sang Khalifah.<br /><br />Namun, Abu Bakar r.a segera mencegahnya dengan berkata, "Demi Allah, jangan turun, wahai Usamah! Aku ingin telapak kakiku ini dipenuhi debu sabilillah beberapa saat. Bukankah setiap langkah pejuang akan memperoleh imbalan tujuh ratus kebaikan dan menghapus tujuh ratus kesalahan?"<br /><br />Mereka pun berangkat diiringi doa dan duka mendalam. Meskipun Rasulullah saw. telah tiada, hal itu tidak menyurutkan semangat jihad yang berkobar dalam jiwa mereka dalam menyiarkan panji Islam. Pasukan Usamah r.a. bergerak cepat meninggalkan kota Medinah dan melalui beberapa kota yang masih tetap memeluk Islam. Di Wadil Qura, Usamah r.a mengirim Huraits dari suku Hani Adzrah untuk memantau keadaan di Ubna yang menjadi target mereka.<br /><br />Dari hasil pengintaiannya, ternyata penduduk Ubna tidak mengetahui kedatangan mereka dan tidak ada persiapan untuk berperang sama sekali. Ia pun mengusulkan kepada Usamah r.a agar secepatnya melakukan serangan selagi musuh lengah.<br /><br />Usamah r.a menyetujuinya dan segera menyusun strategi penyerangan. Hanya dalam empat puluh hari mereka dapat menaklukkan kota tersebut tanpa jatuh korban seorang pun dengan membawa harta rampasan perang yang besar ke Medinah. Sejak saat itu sosok Usamah r.a makin bersinar di mata kaum muslimin. Bahkan, Umar bin Khaththab r.a memberinya hadiah lebih besar daripada apa yang ia berikan kepada putranya, Abdullah bin Umar r.a.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"><a href="http://ceritainspirasimuslim.blogspot.com/2010/03/panglima-perang-termuda.html"><span style="font-size:78%;">http://ceritainspirasimuslim.blogspot.com/2010/03/panglima-perang-termuda.html<br /></span></a></div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-9602405232564593152010-05-19T20:31:00.000-07:002010-05-19T20:32:02.489-07:00Manfaat Ilmiah Membaca Al Quran<div style="text-align: justify;">“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.<br /><br />Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.<br /><br />Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.<br /><br />Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.<br /><br />Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.<br /><br />Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.<br /><br />Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.<br /><br />Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).<br /><br />Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).</div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-17917160319267864772010-05-19T20:12:00.000-07:002010-05-19T20:15:12.963-07:00Hukum Patung dan Gambar dalam Islam<div style="text-align: justify;">Patung Suatu hal yang tidak diragukan lagi adalah; bahwa semua persoalan-persoalan semua masalah gambar dan menggambar yang dimaksud adalah gambar-gambar yang dipahat atau dilukis. Adapun masalah gambar yang diambil dengan menggunakan sinar matahari atau yang kini dikenal dengan nama fotografi, maka ini adalah malah baru yang belum pernah terjadi pada masa atau zaman Rasulullah SAW dan ulama-ulama salaf, oleh karena itu, apakah hal ini dapat dipersamakan dengan hadist-hadist yang membicarakan masalah melukis dan pelukisnya,<br /><br />seperti dalam hal ini ada sebuah hadist yang menerangkan bahwa Jibril a.s. pernah minta ijin kepada Rasulullah SAW. Untuk masuk rumahnya kemudian Nabi SAW. Berkata kepada Jibril a.s.: “Masuklah! Tetapi,Jibril menjawab: Bagaimana saya masuk sedang di dalam rumahmu itu ada gorden yang penuh gambar! Tetapi, kalau engkau tetap akan memakainya, maka putuskanlah kepalanya atau potonglah untuk di buat bantal atau buatlah tikar.” (Riwayat Nasa’I dan Ibnu Hibban)<br /><br />Jibril pernah tidak mau masuk rumah Nabi SAW. Karena di depan pintu rumahnya ada patung, hari berikutnya Jibril tetap tidak mau masuk sehingga ia mengatakan kepada Nabi SAW.: “Perintahkan untuk memotong kepala patung itu, sehingga menjadi seperti kepala pohon” (Riwayat Abu Daud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban).<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya nanti pada hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar” (Riwayat Muslim)<br /><br />“Singkirkanlah gorden itu dariku karena gambar-gambarnya selalu tampak dalam shalatku” (Riwayat Bukhari)<br /><br />Terhadap orang yang membuat patung atau gambar Rasulullah pernah bersabda:<br /><br />“Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja membuat seperti ciptaan-Ku? Oleh Karena itu cobalah mereka membuat biji atau zarrah (Hadist qudsi. Riwayat Bukhari dan Muslim)<br /><br />Orang –orang yang berpendirian bahwa haramnya gambar adalah terbatas pada yang berjasad (patung), maka foto bagi mereka bukan apa-apa, lebih-lebih kalau tidak sebadan penuh. Tetapi, orang yang berependapat lain, apakah foto semacam ini dapat dikiasakan dengan gambar yang dilukis dengan menggunakan kuas? Atau apakah barangkali illat (alasan) yang telah di tegaskan dalam hadist masalah pelukis, diharamkannya melukisa lantaran menandingi ciptaan Allah – tidak dapat diterapkan pada fotografi ini? sedangkan menurut ahli-ahli usul fiqih kalau illatnya itu tidak ada, yang dihukum pun (ma’lulnya) tidak ada.<br /><br />Jelasnya persoalan ini adalah seperti yan pernah difatwakan oleh syekh Muhammad Bukhait, mufti Mesir, bahwa fotografi itu merupakan penahanan bayangan dengan suatu alat yang telah dikenal dengan tehnik “Tustel” atau “Camera”. Cara ini sedikitpun tidak ada larangannya. Larangan menggambar adalah mengadakan gambar yang semula tidak ada dan belum dibuat sebelumnya yang bisa menandingi (makhluk) ciptaan Allah, sedang pengertian semacam ini tidak terdapat pada gambar yang diambil dengan alat tustel.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Dan ada beberapa kesimpulan hukum mengenai gambar dan yang menggambar sebagai berikut :</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"> 1. Jenis gambar yang sangat di haramkan adalah gambar yang disembah selain Allah, seperti Isa al-Masih dalam agama Kristen. Gambar seperti ini dapat membuat pelukisnya kufur kalau dia lakukan itu dengan penuh pengetahuan dan kesengajaan. Begitu juga dengan pembuat patung, dosanya akan sangat besar apabila dimaksudkan untuk diagung-agungkan dengan cara apapun. Termasuk juga terlibat dalam dosa, orang-orang yang bersekutu dalam hal tersebut.<br /><br /> 2. Termasuk juga berdosa orang yang melukis sesuatu yang tidak disembah, tatapi bertujua untuk meandingi ciptaan Allah. Yakni dia beranggapan dapat membuat model baru dan membuat seperti pembuatan Allah. Hal ini dapat membuat kufur, hal ini, tergantung pada niat pelukisnya sendiri.<br /><br /> 3. Di bawah lagi termasuk patung-patung yang tidak disembah, tapi untuk diagung-agungkan, seperti patung raja-raja, kepala Negara, atau para pemimpin yang dianggap keabadian mereka itu dengan didirikan monument-monumen yang dibangun dilapangan-lapangan dan sebagainya. Dosanya sama saja, baik patung itu setengah badan atau sebadan penuh.<br /><br /> 4. Di bawahnya lagi patung binatang-binatang dengan tidak ada maksud untuk disucikan atau diagung-agungkan, dikecualikan patung mainan anak-anak dan yang terbuat dari bahan makanan seperti manisan dan sebagainya.<br /><br /> 5. Selanjutnya, ialah di papan yang oleh pelukisnya atau pemiliknya sengaja diagung-angungkan seperti gambar para penguasa, dan pemimpin, lebih-lebih kalau gambar itu dipancangkan atau digantung. Lebih kuat lagi haramnya apabila yang digambar itu orang zalim, ahli fasik dan golongan anti Tuhan. Mengagungkan mereka ini berarti meruntuhkan Islam.<br /><br /> 6. Di bawah itu ialah gambar binatang yang tidak bermaksud untuk diagung-agungkan , tetapi dianggap sebagai suatu pemborosan, misalnya, gambar di dinding dan sebagainya. Ini hanya termasuk yang dimakruhkan.<br /><br /> 7. Adapun gambar pemandangan, misalnya, pepohonan, kurma, lautan, perahu, gunung, dan sebagainya, tidak ada dosa sama sekali baik si pelukis atau yang menyimpannya, selama gambar tersebut tidak menjauhkan pemilik nya dari ibadah dan pemborosan. Kalau sampai demikian, maka hukumnya makruh.<br /><br /> 8. Adapun fotografi pada prinsipnya mubah, selama tidak mengandung objec yang diharamkan, seperti disucikan oleh permiliknya secara keagamaan atau disanjung-sanjung secara keduniaan. Lebih-lebuh kalau yang disanjung itu orang-orang fasik, misalnya golongan penyembah berhala, komunis, dan seniman-seniman yang telah menyimpang.<br /><br /> 9. Terakhir, apabila patung dan gambar yang diharamkan itu bentuknya telah diubah dan direndahkan (dalam bentuk gambar), maka dapat pindah dari lingkungan haram menjadi halal. Seperti gambar-gambar di lantai yang bias diinjak-injak oleh kaki dan sandal.<br /><br />Semoga bermanfaat. Dan sekiranya ada sanggahan atau tambahan lain yang dapat memberi tambahan kebaikan pada tulisan ini, mohon dengan sangat agar memberitahukan kepada kami. Terima kasih.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Diringkas dari kitab Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, kitab Halal Dan Haram dalam Islam. Bab: (IV) Dalam Rumah. Perihal Gambar dan Patung. Hal. 129-158.</span><br /><br /><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-50773498163084432262010-05-19T19:47:00.000-07:002010-08-15T02:42:57.737-07:00Download Mp3 Ceramah Islami<h2>Download Mp3 Ceramah Islami</h2><span style="font-weight: bold;">Seri KH Zainudin MZ</span><br /><ul><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8617624/MencariJodoh.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Mencari Jodoh dalam Islam</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8617444/Taubat.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Pentingnya Taubat</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8617267/GolonganPenghuniSurga.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Calon Penghuni Surga</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8617162/Caramembimbinganak.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Cara membimbing Anak</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8616419/Biladoatakterjawabpart1.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Doa tak terjawab (part1)</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8616616/Biladoatakterjawabpart2.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Doa tak terjawab (part 2)</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8616223/Bilaajaltiba.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Bila ajal Tiba</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8616133/Arakdanjudi.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Arak dan Judi</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8615929/AlQuranImanKita.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Al Quran Iman Kita</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/8615788/10golongansahabatsetan.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang 10 golongan sahabat Setan</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/downloadlink/11221906/eramahIslamolehUst.KH.ZainudinMZTentangpuasasideA.mp3">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Puasa</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/11222181/ramahIslamolehUst.KH.ZainudinMZtentangHartaWanita1.mp3.html">Ceramah KH Zainudin MZ tentang Harta wanita</a><br /></li></ul><br /><span style="font-weight: bold;">Seri Ustadz Yusuf Mansyur</span><br /><ul><li><a href="http://www.ziddu.com/download/10022434/ustadyusufmansyur-KeluargaSakinah.mp3.html">Ceramah Ustadz Yusuf Mansyur tentang Keluarga Sakinah</a></li><li><a href="http://www.ziddu.com/download/10022949/ustadyusufmansyur-ThePowerOfGiving.mp3.html">Ceramah Ustadz Yusuf Mansyur tentang Kekuatan Sedekah</a><br /></li></ul><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-27455417783758635762010-05-19T18:39:00.001-07:002010-05-19T18:39:48.393-07:00160 Kebiasaan Nabi Muhammad SAWBismillahhirrahmannirahim, di bawah ini adalah kebisaan Nabi Muhammad SAW yang kita cintai, yang wajib kita tiru/amalkan agar mndptkan pahala, amien......<br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW SEKITAR SHALAT</b></i><br /><br /> 1. Selalu shalat sunnah fajar<br /> 2. Meringankan shalat sunnah fajar<br /> 3. Membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah fajar)<br /> 4. Berbaring sejenak setelah shalat sunnah fajar<br /> 5. Mengerjakan shalat sunnah di rumah<br /> 6. Selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur<br /> 7. Mengganti dengan empat rakaat setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya<br /> 8. Shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum ashar<br /> 9. Shalat sunnah dua rakaat sesudah maghrib<br /> 10. Shalat sunnah setelah Isya'<br /> 11. Mengakhirkan shalat Isya'<br /> 12. Memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan rakaat kedua<br /> 13. Selalu shalat malam (waktu shalat malam Rasulullah saw)<br /> 14. Menggosok gigi apabila bangun malam<br /> 15. Membuka shalat malam dengan 2 rakat ringan<br /> 16. Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)<br /> 17. Memanjangkan shalat malamnya<br /> 18. Membaca surat Al-A'la, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat witir<br /> 19. Mengganti shalat malam di siang hari jika berhalangan<br /> 20. Shalat dhuha empat rakaat<br /> 21. Tetap duduk hingga matahari bersinar setelah shalat subuh<br /> 22. Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat jama'ah<br /> 23. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, akan ruku' dan bangun dari ruku'<br /> 24. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri<br /> 25. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud<br /> 26. Merenggangkan kedua tangan ketika sujud hingga tampak ketiaknya yang putih<br /> 27. Memberi isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk<br /> 28. Meringankan tasyahhud pertama<br /> 29. Meringankan shalat jika berjama'ah<br /> 30. Menghadap ke arah kanan makmum selesai shalat jama'ah<br /> 31. Bersegera ke masjid begitu masuk waktu shalat<br /> 32. Selalu memperbarui wudhu setiap kali akan shalat<br /> 33. Tidak menshalatkan jenazah yang masih berhutang<br /> 34. Menancapkan tombak sebagai pembatas jika shlaat di tanah lapang<br /> 35. Mengajari shalat kepada orang yang baru masuk Islam<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI HARI JUM'AT DAN DUA HARI RAYA</b></i><br /><br /> 1. Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam shalat subuh di hari Jum'at<br /> 2. Memotong kuku dan kumis setiap hari Jum'at<br /> 3. Mandi pada hari Jum'at<br /> 4. Memakai pakaian terbaik untuk shalat jum'at<br /> 5. Memendekkan khutbah Jum'at dan memanjangkan shalat<br /> 6. Serius dalam khutbahnya dan tidak bergurau<br /> 7. Duduk di antara dua khutbah Jum'at<br /> 8. Membaca surat Al-A'la dan Al-Ghasyiyah dalam shalat Jum'at<br /> 9. Shalat sunnah setelah jum'at<br /> 10. Tidak langsung shalat sunnah setelah Jum'at<br /> 11. Mandi sebelum berangkat shalat Id<br /> 12. Memakai pakaian teraik ketika shalat Id<br /> 13. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri<br /> 14. Baru makan sepulang dari melaksanakan shalat Idul Adha<br /> 15. Shalat Id di tanah lapang<br /> 16. Mengajak semua keluarganya ke tempat shalat Id<br /> 17. Memperlambat pelaksanaan shalat Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha<br /> 18. Langsung shalat Id tanpa Adzan dan Iqomah<br /> 19. Dua kali khutbah dengan diselingi duduk<br /> 20. Pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda<br /> 21. Berjalan kaki menuju tempat shalat Id<br /> 22. Membaca surat Qaaf dan Al-Qamar dalam shalat Id<br /> 23. Menyembelih hewan kurban di tempat pelaksanaan shalat Id<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MASALAH PUASA</b></i><br /><br /> 1. Puasa dan berbuka secara seimbang<br /> 2. Berbuka puasa sebelum shalat maghrib<br /> 3. Berbuka dengan korma<br /> 4. Tetap puasa meskipun bangun dalam keadaan junub<br /> 5. Berpuasa jika tidak mendapatkan makanan di pagi hari<br /> 6. Membatalkan puasa sunnah jika memang ingin makan<br /> 7. Banyak puasa di bulan sya'ban<br /> 8. Puasa enam hari syawal<br /> 9. Puasa hari Arafah<br /> 10. Puasa Asyura atau sepuluh muharam<br /> 11. Puasa hari senin dan kami<br /> 12. Puasa tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan<br /> 13. Mencium istri di siang hari<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI BULAN RAMADHAN</b></i><br /><br /> 1. Memperbanyak sedekah<br /> 2. Memperbanyak membaca Al-Qur'an<br /> 3. Megnakhirkan waktu sahur<br /> 4. Puasa wishal<br /> 5. Memperbanyak shalat malam (menghidupkan malam ramadhan)<br /> 6. I'tikaf<br /> 7. Menghidupkan sepuluh malam terakhir dan membangunkan keluarganya<br /> 8. Menyuruh para sahabat agar bersungguh-sungguh mencari lailatul qadar<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MAKAN DAN MINUM</b></i><br /><br /> 1. Tidak pernah mencela makanan<br /> 2. Tidak makan sambil bersandar<br /> 3. Makan dan minum dengan tangan kanan<br /> 4. Makan dengan tiga jari<br /> 5. Menjilati jari-jemari dan tempat makan selesai makan<br /> 6. Mengambil nafas tiga kali ketika minum<br /> 7. Minum dengan duduk dan berdiri<br /> 8. Mulai makan dari pinggir tempat makan<br /> 9. Berdo'a sebelum dan sesudah makan<br /> 10. Tidak pernah kenyang dua hari berturut-turut<br /> 11. Tidak pernah makan di depan meja makan<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM TIDURNYA</b></i><br /><br /> 1. Tidur dalam keadaan suci<br /> 2. Tidur di atas bahu sebelah kanan<br /> 3. Meletakkan tangan di bawah pipi<br /> 4. Meniup kedua tangan dan membaca do'a lalu mengusapkannya ke badan<br /> 5. Tidak suka tidur sebelum Isya'<br /> 6. Tidur pada awal malam dan bangun di sepertiga akhir<br /> 7. Berwudlu dulu jika akan tidur dalam keadaan junub<br /> 8. Berdo'a sebelum dan setelah bangun tidur<br /> 9. Membaca do'a jika terjaga dari tidur<br /> 10. Tidur matanya namun tidak tidur hatinya<br /> 11. Menyilangkan kaki jika tidur di masjid<br /> 12. Tidur hanya beralaskan tikar<br /> 13. Tidak menyukai tidur tengkurap<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM BEPERGIAN</b></i><br /><br /> 1. Berlindung kepada Allah dari beban perjalanan jika hendak bepergian<br /> 2. Sengang bepergian pada hari kamis<br /> 3. Senang pergi pada pagi hari<br /> 4. Menyempatkan tidur dalam perjalanan di malam hari<br /> 5. Melindungi diri atau menjauh jika buang haajt<br /> 6. Berada di barisan belakang saat bepergian<br /> 7. Bertakbir tiga kali ketika telah berada di atas kendaraan<br /> 8. Bertakbir saat jalanan naik dan bertasbih saat jalanan menurun<br /> 9. Berdo'a jika tiba waktu malam<br /> 10. Berdo'a jika melihat fajar dalam perjalanan<br /> 11. Berdo'a ketika kembali dari bepergian<br /> 12. Mendatangi masjid terlebih dahulu saat baru tiba dan shalat dua raka'at<br /> 13. Mengundi istri-istrinya jika bepergian<br /> 14. Shalat di atas kendaraan<br /> 15. Menghadap ke arah kiblat terlebih dahulu jika shalat di atas kendaraan<br /> 16. Mendo'akan orang yang ditinggal pergi<br /> 17. Mendo'akan orang yang akan bepergian<br /> 18. Memberi bagian tersendiri kepada orang yang diutus pergi<br /><br /><br /><i><b>KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM DZIKIR DAN DO'ANYA</b></i><br /><br /> 1. Senang berdoa dengan do'a yang ringkas<br /> 2. Membaca istighfar tiga kali dan berdzikir selepas shalat<br /> 3. Membaca istighfar tujuh puluh kali hingga seratus kali setiap hari<br /> 4. Membaca shalat dan salam atas dirinya jika masuk dan keluar dai masjid<br /> 5. Membaca do'a di pagi dan sore hari<br /> 6. Membaca do'a di akhir majlis<br /> 7. Membaca do'a saat keluar rumah<br /> 8. Berdo'a jika masuk dan keluar kamar kecil<br /> 9. Berdoa jika memakai pakaian baru<br /> 10. Berdo'a jika merasa sakit<br /> 11. Berdo'a jika melihat bulna<br /> 12. Memanjatkan do'a di saat sulit<br /> 13. Berdo'a jiika takut pada suatu kaum adan saat bertemu musuh<br /> 14. Berdo'a jika bertiup angin kencang<br /><br /><br /><b><i>PERNIK-PERNIK KEBIASAAN NABI SAW</i></b><br /><br /> 1. Selalu mengingat Allah di setiap waktu<br /> 2. Mengulangi perkataan hingga tiga kali dan bicara dengan suara yang jelas<br /> 3. Selalu mendahulukan yang kanan<br /> 4. Menutup mulut dan merendahkan suara apabial bersin<br /> 5. Tidak menolak jika diberi minyak wangi<br /> 6. Tidak pernah menolak hadiah<br /> 7. Selalu memilih yang lebih mudah<br /> 8. Bersujud syukur jika mendapat kabar gembira<br /> 9. Bersujud tilawah jika membaca ayat sajdah<br /> 10. Tidak datang ke rumah pada wkatu malam melainkan pada pagi dan sore hari<br /> 11. Tidak suka berbincang-bincang setelah Isya'<br /> 12. Tidak senang menyimpan harta dan selalu memberi jika ada yang meminta<br /> 13. Mengulang salam hingga tiga kali<br /> 14. Turut mengerjakan pekerjaan rumah<br /> 15. Pergi ke masjid Quba setiap sabtu<br /> 16. Sangat marah jika hukum Allah dilanggar namun tidak marah jika dirinya disakiti<br /> 17. Berubah warna mukanya jika tidak menyukai sesuatu<br /> 18. Memilih waktu yang tepat dalam menasehati<br /> 19. Tidak bohong dalam bergurau<br /> 20. Berdiri apabila melihat iringan jenazah<br /> 21. Baru mengangkat pakaian jika telah dekat dengan tanah saat buang hajat<br /> 22. Buang air kecil dengan jongkok<br /> 23. Bermusyawarah jika membicarakan suatu masalah yang penting<br /> 24. Menyuruh istrinya agar memakai kain jika ingin menggaulinya dalam keadaan haidh<span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-80467772949998123552010-05-09T01:42:00.001-07:002010-05-09T01:42:56.717-07:00Bacaan malam penangkal Siksa KuburRasulullah SAW biasanya membaca surat Al-Mulk pada malam hari.<br />Abuhurairah r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al-Qur’an berisi tiga puluh ayat telah memberi syafa’at pada orang yang membacanya hingga diampunkan dosa-dosanya yaitu Tabarakalladzi biyadihil mulku”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi, Ibn Ady dan Ibn Hibbaan).<br />Ibn Abbas r.a. berkata : “Seorang sahabat Rasulullah SAW memasang kemahnya di atas kubur yang tidak diketahui bahwa itu kubur, tiba-tiba terdengar suara orang membaca surat Tabarakalladzi biyadihil mulku, hingga habis, maka ia pergi memberitahu pada Rasulullah SAW tentang kejadian itu, maka sabda Rasulullah SAW adalah Surat itulah yang membela dan menyelamatkan dari siksa Allah dalam kubur.” (H.R Attirmidzi)<br /><br />Khalid bin Ma’dan r.a. berkata :<br />Bacalah surat Almunjilah (yang menyelamatkan) yaitu Alif Lam Mim Tanzil As-Sajadah, sebab saya mendapat keterangan bahwa ada seseorang yang biasa membacanya, dan dia tidak membaca lain-lainnya, sedang ia banyak berdosa, tiba-tiba surat ini menghamparkan sayapnya dan berkata : Ya Rabbi ampunilah orang ini, karena ia selalu membacaku, maka Allah menerima pembelaan (syafa’atnya), dan Allah berfirman : Tulislah untuk hamba-ku ditempat tiap dosa hasanat dan naikkan derajatnya.<br />Dilain Riwayat : Sesungguhnya surat ini akan membela pada orang yang membacanya di dalam kubur, ia akan berkata : Ya Allah jika aku benar-benar dari kitab-Mu maka berilah aku kesempatan memberi syafa’at padanya, jika tidak maka hapuslah aku dari kitab-Mu.<br /><br />Setelah membaca Al-Mulk dan As-Sajadah biasakanlah membaca Ad-Dukhan, yang pahalanya seperti tercantum dibawah ini :<br />Haa’mim ada tujuh dan pintu-pintu jahannam juga tujuh, maka tiap haa’mim akan tiba di hari kiamat tegak dimuka masing-masing pintu dan berkata : Ya Allah jangan engkau masukkan di pintu ini orang yang dahulu percaya padaku dan selalu membacaku. (R. Albaihaqi)<br />Abuhurairah r.a. berkata : Siapa yang membaca surat haa’mim Ad-Dukhan di waktu malam, maka pada pagi harinya dibacakan istighfar oleh tujuh puluh ribu malaikat (R. Attirmidzi)<span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-36576423789229039452010-05-09T01:40:00.000-07:002010-05-09T01:41:49.724-07:00Suara yang didengar oleh MayatAssalamu'alaikum,<br />Bahan Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja..<br />Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini.<br /><br /><br />SUARA YANG DIDENGAR MAYAT !!!!<br /><br />Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu;<br />************ ********* ********* ********* *****<br />1. Keluarga<br />2. Hartanya<br />3. Amalnya<br /><br />Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;<br />************ ********* ********* ********* ********* ********* *<br />1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali<br />2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.<br /><br />Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad ....<br />************ ********* ********* ********* *******<br />Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..<br />- Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu<br />- Apakah Kau Yang Telah Mengumpul Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Mengumpulm- Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu<br />- Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."<br /><br />Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan .<br />************ ********* ********* ********* *********<br />...Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...<br />- Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah<br />- Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara<br />- Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa<br />- Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara"<br /><br />Ketika Mayat Siap Dikafan<br />************ ********* ********* **<br />...Suara Dari Langit Terdengar Memekik,"Wahai Fulan Anak Si Fulan<br />- Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha<br />- Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah<br />- Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal<br />- Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya<br />- Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."<br /><br />Ketika MayatDiusung. ...<br />************ ********* ********* ***<br />Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..<br />- Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan<br />- Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Taubat<br />- Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."<br /><br />Ketika Mayat Siap Disholatkan ....<br />************ ********* ********* *********<br />Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..<br />- Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat<br />- Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik<br />- Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."<br /><br />Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....<br />************ ********* ********* ********* ******<br />terdengar Suara Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...<br />- Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di SinWahai Fulan Anak Si Fulan...<br />- Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis<br />- Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka<br />- Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."<br /><br />Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian...<br />************ ********* ********* ********* ********* ****<br />Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku.... ..<br />Kini Kau Tinggal Seorang Diri<br />Tiada Teman Dan Tiada Kerabat<br />Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..<br />Mereka Pergi Meninggalkanmu. .. Seorang Diri<br />Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku<br />Hari Ini,....<br />Akan Kutunjukan Kepadamu<br />Kasih Sayang-Ku<br />Yang Akan Takjub Seisi Alam<br />Aku Akan Menyayangimu<br />Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".<br /><br />Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman,<br />************ ********* ********* ********* ********* ***<br />"Wahai Jiwa Yang Tenang Kembalilah Kepada Tuhanmu<br />Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya<br />Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba- Ku<br />Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Anda Ingin Beramal Soleh ?</span><br />Tolong kirimkan artikel ini Kepada Rekan-Rekan Muslim Lainnya Yang Anda Kenal...!!! Semoga Kematian akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam menjalani hidup ini.<br /><br />Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk senantiasa mengingat mati (maut) dan dalam sebuah hadisthnya yang lain, beliau bersabda "wakafa bi almauti wa'idha", artinya, cukuplah mati itu akan menjadi pelajaran bagimu!<span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-43893838839713400242010-03-29T09:02:00.000-07:002010-03-29T09:06:44.335-07:0040 amalan kecil pembuka pintu surga<span class="fullpost">Banyak sekali malan ibadah yang dapat kita lakukan sebagai seorang manusia. Baik amalan yang berat maupun amalan ringan. an Insya Allah, semua amalan kita akan diberkahi oleh Allah SWT.<br />Berikut adalah daftar 40 amalan kecil yang bisa membantu kita untuk membuka pintu surga,<br /></span>di sini ada 40 amalan "ringan" yang sebenarnya berat/besar di pandangan Allah SWT, kebanyakan diambil dari H.r. Bukhari :<br /><br /><b>1. Bersedekah Susu<br />2. Menyingkirkan Gangguan dari Jalan<br />3. Memberi Minum Binatang<br />4. Menjenguk Orang sakit<br />5. Mengunjungi Saudara sesama muslim yang sakit<br />6. Santunan Kecil kepada orang lain<br />7. Memerintahkan kebaikan dan mencegah Kemungkaran(kejahatan)<br />8. Berbuat baik kepada orang yang lemah akal<br />9. Menolong orang yang terzalimi<br />10. Menahan diri dari menyakiti orang lain<br />11. Mengatakan kebaikan<br />12. Bersikap mudah dalam membayar dan menagih utang<br />13. Memberikan kemudahan dalam berjual beli<br />14. Memberi tangguh (tolerir) kepada orang lain<br />15. Membebaskan sisa pembayaran<br />16. Menutup aib seorang mukmin<br />17. Bertakziyah kepada sesama Muslim<br />18. Mengajarkan beberapa kata (yang berguna) kepada orang lain<br />19. Menyingkirkan kotoran dan gangguan dari masjid<br />20. Memasukkan kegembiraan dalam hati seorang mukmin<br />21. Memulai ucapan salam<br />22. Menjawab salam (wajib kifayah)<br />23. Berjabat tangan<br />24. Mencurahkan nasihat<br />25. Berterima kasih kepada orang lain<br />26. Memberikan maaf kepada yang bersalah<br />27. Mendoakan saudara sesama muslim<br />28. Mendamaikan dua pihak yang berseteru<br />29. Mengiringi Jenazah<br />30. Menghadiri undangan<br />31. Mendoakan orang yang bersin<br />32. Senyum di depan seorang muslim<br />33. Menunjukkan arah kepada orang yang tersesat di jalan<br />34. membantu seorang tuna netra dan yang buruk penglihatan<br />35. Bersedekah dengan seember air<br />36. Bersedekah dengan seutas tali<br />37. Bersedekah dengan tali sandal<br />38. Menghibur orang yang kesepian dan terasing<br />39. Memberikan tumpangan kepada yang membutuhkannya<br />40. Menjadi juru bicara bagi yang tidak mampu berbicara<br /></b><br />nah cukup panjang bukan?<br />sebenernya masih banyak lagi,tp ini 40 yg disaring... dan setiap amal di atas bernilai kebaikan, dan Rasulullah Saw. bersabda, "... Barangsiapa yang diterima darinya (yang berbuat baik) satu kebaikan, maka ia akan masuk surga" (H.r. Bukhari dan ad-Dhiya al-Maqdisi dari Ma'qil bin Yasar r.a.)Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-25114573319371885432010-03-06T16:21:00.000-08:002010-12-11T13:14:39.850-08:0030 kesalahan dalam Sholat<span class="fullpost"><br />"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."<br />(HR. An Nasa'I : 463)<br /><br />Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa memubat amalan shalatnya tidak sempurna.<br />kami akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.<br /><br />1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan<br />Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,<br />, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)<br /><br /><br />2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki<br />Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."<br /><br />3. Tidak tuma'minah dalam shalat<br />Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisitersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."<br /><br />4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.<br /><br />5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.<br />Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari)<br /><br />6. Berdiri untuk melngkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku', sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.<br /><br />7. Melafadzkan niat.<br />Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma'ad "Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.<br /><br />8. Membaca Al-Qur'an dalam ruku' atau selama sujud.<br />Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an selama ruku' atau dalam sujud." (HR. Muslim)<br /><br />9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi". (HR. Muslim)<br /><br />10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.<br />Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)<br /><br />11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.<br />Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, "Allah tidak menerima shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)".(HR. Ahmad)<br /><br />12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)<br /><br />13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.<br />Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.<br /><br />14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.<br />Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu'an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)<br /><br />15. Menutup mata tanpa alasan<br />Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم". Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan(mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.<br /><br />16. Makan atau minum atau tertawa.<br />"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.<br /><br />17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.<br />Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian".<br /><br />18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.<br />Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".<br /><br />19. Tidak meluruskan shaf.<br />Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari dan Muslim).<br /><br />20. Mengangkat kaki dalam sujud.<br />Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, "Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.<br /><br />21. Melatakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.<br />Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.<br /><br />22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)<br /><br />23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.<br />Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".<br /><br />24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم , "Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)<br /><br />25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.<br />Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم "Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)<br /><br />26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.<br />Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)<br /><br />27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.<br />Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.<br /><br />28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).<br />Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :<br />A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)<br />B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)<br />C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)<br /><br />29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.<br />Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, "Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu." (HR. Muslim : 532)<br /><br />30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).<br />Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda :"Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)<br />Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم "Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut." Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55)<br /><br />thanks to <span style="font-weight: bold;">Muhammad Riefqy Virgiawan </span>atas sumbangan artikelnya<br /><br /> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-85463376540696488812010-02-16T06:42:00.000-08:002010-02-16T06:45:05.411-08:00Betapa Luasnya Neraka Itu<span class="fullpost">Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata:<br />Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya,<br />maka ditanya oleh Nabi SAW : 'Mengapa aku melihat kau berubah muka?'<br /><br />Jawabnya: 'Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.'<br /><br />Lalu Nabi SAW bersabda: 'Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam itu.'<br /><br />Jawabnya: 'Ya... Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.<br /><br />Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya.<br /><br />Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi, niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.<br /><br />Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.<br /><br />Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur karena sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.<br />Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.'<br /><br />Nabi SAW bertanya: 'Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?'<br /><br />Jawabnya: 'Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.' (artinya: yaitu yg lebih bawah lebih panas)<br /><br />Tanya Rasulullah SAW : 'Siapakah penduduk masing-masing pintu?'<br /><br />Jawab Jibril :<br />'Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa AS. serta keluarga Fir'aun namanya Al-Hawiyah.<br /><br />Pintu kedua tempat orang-orang Musyrikin bernama Jahim,<br /><br />Pintu ketiga tempat orang Shobi'in bernama Saqar.<br /><br />Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,<br /><br />Pintu kelima orang Yahudi bernama Huthomah.<br /><br />Pintu ke enam tempat orang Nasara bernama Sa'eir.'<br /><br />Kemudian Jibril diam sejenak....segan pada Rasulullah SAW, sehingga ditanya: 'Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?'<br /><br />Jawabnya: 'Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.'<br /><br />Maka Nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar Nabi SAW bersabda: 'Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?'<br /><br />Jawabnya: 'Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.'<br /><br />Kemudian Nabi SAW menangis, Jibrail juga menangis, kemudian Nabi SAW masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah (dipetik dari kitab 'Peringatan Bagi Yg Lalai').<br /><br />Dari Hadith Qudsi:<br />Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku.<br /><br />Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:<br /><br />1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat<br />2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah<br />3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung<br />4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah<br />5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik<br />6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak<br />7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum<br />8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular<br />9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.<br />10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai<br />11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat<br /><br /><br />Mudah-mudahan, hal ini dapat menimbulkan keinsyafan kepada kita semua......Wallahua ' lam.<br /><br />Al-Quran Surat Al- Baqarah Ayat 159 :<br />"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterang an dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.<br /><br /><br /><br />SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI QIAMAT KELAK!!!<br /><br />Disebutkan di dalam satu riwayat, bahwasannya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.<br /><br />Bertanya orang kepada Rasulullah SAW : 'Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?'<br /><br />Maka jawabnya Rasulullah SAW 'Umatku dikenali karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU'.' Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan.<br /><br />Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu 'itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN' mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian 'Siratul Mustaqim' dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan-Ku dan hamba-hamba- Ku..<br /><br />Disebutkan oleh hadits Rasulullah SAW bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :<br /><br />1. Para Nabi<br />2. Para Ahli Jihad<br />3. Para Alim Ulama<br />4. Para Syuhada<br />5. Para Penghafal Al Quran<br />6. Imam atau Pemimpin yang Adil<br />7. Muadzin<br />8. Wanita yang mati saat melahirkan<br />9. Orang mati dibunuh atau dianiaya<br />10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum'at jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.<br /><br />Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra., sabda Rasulullah SAW : Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:<br />"Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (Ahli Puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah-buahan SYURGA".<br /><br />Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari Nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.<br /><br />Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :<br />'Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu'.<br /><br />Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain.<br /><br />Dari Abdullah bin 'Amr R.A,<br />Rasulullah S.A.W bersabda:' Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..'<br /><br />Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. '<br /><br />'Dan (ingatlah) Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan'. ( Surat Al-Baqarah : 237)<br /><br />Untuk renungan dan amalan bersama ...<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2019700</span><br /> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-61967858453377524842010-01-11T09:54:00.000-08:002010-02-16T06:33:53.641-08:00Jawaban seorang Tukang Bakso<div style="text-align: justify;">Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.<br /><br />Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?<br /><br />"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.<br /><br />Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...<br /><br />Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya<br />membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.<br /><br />"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja<br /><span class="fullpost">yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman ".</span><br /><br /><span class="fullpost">"Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya.</span><br /><br /><span class="fullpost">"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :</span><br /><br /><span class="fullpost">1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.</span><br /><br /><span class="fullpost">2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.</span><br /><br /><span class="fullpost">3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.</span><br /><br /><span class="fullpost">Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.</span><br /><br /><span class="fullpost">Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".</span><br /><br /><span class="fullpost">Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.</span><br /><br /><span class="fullpost">Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".</span><br /><br /><span class="fullpost">"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".</span><br /><br /><br /></div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-19833361350999653572010-01-10T13:52:00.001-08:002012-08-19T23:11:41.218-07:00Keutamaan seorang MuslimahKaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:<br /><br /><ol><li>Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.</li><li>Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.</li><li>Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.</li><li>Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.</li><li>Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.</li><li>Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.</li><li>Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.</li><li>Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.<br /></li></ol><br /><div style="text-align: justify;">Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".<br /><br /><div style="text-align: left;">Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?<span class="fullpost"> </span><br /><br /><ol><li><span class="fullpost">Benda yang Mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.</span></li><li><span class="fullpost">Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?</span></li><li><span class="fullpost">Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, IA perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.</span></li><li><span class="fullpost">Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal dunia karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.</span></li><li><span class="fullpost">Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap! 4 wanita, yaitu: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.</span></li><li><span class="fullpost">Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.</span></li><li><span class="fullpost">Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggung-jawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.</span><br /></li></ol><br /><span class="fullpost">Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita</span><br /><br /><span class="fullpost">Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai Kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan Buatan mereka. (emansipasi Ala western)</span><br /><br /><span class="fullpost">Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan Kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala Hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.</span><br /><br /><span class="fullpost">Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar Kita (kaum lelaki) Berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.</span><br /><br /><span class="fullpost">Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).</span><br /><br /><span class="fullpost">Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.</span><br /></div></div><div style="text-align: left;"><span class="fullpost"></span><br /></div><span class="fullpost"></span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-36617512914434641962010-01-03T15:14:00.000-08:002010-02-16T06:35:47.973-08:00Ikhlas, mudah diucapkan sulit Diamalkan<div style="text-align: justify;">Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.”<br />Niat adalah pengikat amal. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat sangat penting dan akan membuat hidup ini menjadi lebih mudah, indah dan jauh lebih bermakna.<br />Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?<br />Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya,<br /><br /><span class="fullpost">“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa : 48)</span><br /><br /><span class="fullpost">Makna Ikhlas</span><br /><br /><span class="fullpost">Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.</span><br /><span class="fullpost">Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.</span><br /><span class="fullpost">Ciri Orang Yang Ikhlas</span><br /><br /><span class="fullpost">Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:</span><br /><br /><span class="fullpost">1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”</span><br /><span class="fullpost">Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.</span><br /><span class="fullpost">Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”</span><br /><br /><span class="fullpost">2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)</span><br /><span class="fullpost">Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.</span><br /><br /><span class="fullpost">3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.</span><br /><span class="fullpost">Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.</span><br /><br /><span class="fullpost">IKHLAS, RAHASIA PARA KEKASIH ALLAH</span><br /><br /><span class="fullpost">Seorang sahabat dengan mimik serius mengajukan sebuah pertanyaan,“Ya kekasih Allah, bantulah aku mengetahui perihal kebodohanku ini. Kiranya engkau dapat menjelaskan kepadaku, apa yang dimaksud ikhlas itu?“</span><br /><span class="fullpost">Nabi SAW, kekasih Allah yang paling mulia bersabda,“Berkaitan dengan ikhlas, aku bertanya kepada Jibril a.s.apakah ikhlas itu?Lalu Jibril berkata,“Aku bertanya kepada Tuhan yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah ikhlas itu sebenarnya?“ Allah SWT yang Mahaluas Pengetahuannya menjawab,“Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai.“(H.R Al-Qazwini)</span><br /><span class="fullpost">Dari hadits diatas nampaklah bahwa rahasia ikhlas itu diketahui oleh hamba-hamba Allah yang dicintai-Nya. Untuk mengetahui rahasia ikhlas kita tidak lain harus menggali hikmah dari kaum arif, salafus shaalih dan para ulama kekasih Allah.</span><br /><span class="fullpost">Antara lain Imam Qusyaery dalam kitabnya Risalatul Qusyairiyaah menyebutkan bahwa ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah sebagi satu-satunya sesembahan. Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk. Dikatakan juga keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu manusia.</span><br /><br /><span class="fullpost">Menjaga Amalan Agar Tetap Ikhlas</span><br /><br /><span class="fullpost">Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah</span><br /><br /><span class="fullpost">1. Banyak Berdoa</span><br /><br /><span class="fullpost">Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:</span><br /><br /><span class="fullpost">اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَ</span><br /><br /><span class="fullpost">“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)</span><br /><br /><span class="fullpost">Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan,</span><br /><br /><span class="fullpost">2. Menyembunyikan Amal Kebaikan</span><br /><br /><span class="fullpost">Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits,</span><br /><span class="fullpost">“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim).</span><br /><br /><span class="fullpost">3. Memandang Rendah Amal Kebaikan</span><br /><br /><span class="fullpost">Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka.”</span><br /><br /><span class="fullpost">4. Takut Akan Tidak Diterimanya Amal</span><br /><br /><span class="fullpost">Allah berfirman:</span><br /><br /><span class="fullpost">وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ</span><br /><br /><span class="fullpost">“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun: 60)</span><br /><br /><span class="fullpost">Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).</span><br /><span class="fullpost">Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia</span><br /><span class="fullpost">Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin.” (HR. Muslim)</span><br /><span class="fullpost">Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah. Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita ?</span><br /><br /><span class="fullpost">5. Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka</span><br /><span class="fullpost">Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka), akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka?</span><br /><span class="fullpost">Keikhlasan seorang abrar adalah apabila amal perbuatannya telah bersih dari riya‘ baik yang jelas maupun tersamar. Sedangkan tujuan amal perbuatannya selalu hanya pahala yang dijanjikan Allah SWT. Adapun keikhlasan seorang hamba yang muqarrabin adalah ia merasa bahwa semua amal kebaikannya semata-mata karunia Allah kepadanya, sebab Allah yang memberi hidayah dan taufik.</span><br /><span class="fullpost">Dengan kata lain, amalan seorang hamba yang abrar dinamakan amalan lillah, yaitu beramal karena Allah. Sedangkan amalan seorang hamba yang muqarrabin dinamakan amalan billah, yaitu beramal dengan bantuan karunia Allah. Amal lillah menghasilkan sekedar memperhatikan hukun dzahir, sedang amal billah menembus ke dalam perasaan kalbu.</span><br /><span class="fullpost">Pantaslah seorang ulama ahli hikmah menasihatkan,“Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan pertolongan Allah saja.“</span><br /><span class="fullpost">Tentulah yang memiliki kekuatan dashyat adalah keikhlasan seorang hamba yang muqarrabin yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla.</span><br /><span class="fullpost">Sumber</span><br /><br /></div>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-18203383664644483822010-01-01T11:24:00.000-08:002010-02-16T06:37:23.242-08:007 golongan yang mendapat naungan di hari Kiamat<div style="text-align: justify;">RASULULLAH SAW bersabda yang maksudnya: “Sebilangan manusia yang dinaungi Allah di bawah naungan-Nya pada hari kiamat yaitu hari yang tidak ada sebarang naungan padanya selain daripada naungan Allah; di antaranya ialah: Pemerintah yang adil, pemuda yang hidupnya sentiasa dalam mengerjakan ibadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya sentiasa terikat dengan masjid, dua orang yang berkasih sayang karena Allah di mana kedua-duanya berkumpul dan berpisah untuk mendapat keredaan Allah, orang yang dipujuk oleh perempuan yang kaya lagi rupawan untuk bersatu dengannya lalu ia menolak dengan berkata: “Aku takut kepada Allah!”, orang yang bersedekah secara bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberi oleh tangan kanannya,<br /><span class="fullpost"> dan orang yang menyebut atau mengingat Allah dengan keadaan tidak ada dalam ingatannya perkara lain, lalu menitis air matanya karena mengingatkan sifat Jalal dan sifat Jamal Allah.” (Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)</span><br /><br /><span class="fullpost">Penjelasan Hadist :</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Pemimpin yang adil</span><br /><span class="fullpost"> Pemimpin disini bisa presiden, pak camat, pak lurah atau kepala rumah tangga sampai imam di masjid atau musholla. Untuk imam, yang dimaksud imam yang adil adalah tidak membeda-bedakan saat ia sholat sendiri maupun sedang mengimami jamaahnya. Tidak saat ia sendiri ia sholat membaca surah yang pendek, tetapi saat berjamaah ia membaca surah yang panjang.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Anak muda yang saleh</span><br /><span class="fullpost"> Ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Orang yang hatinya terikat pada masjid</span><br /><span class="fullpost"> Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah dimuka bumi ini, jadi sudah sewajarnya apabila manusia-manusia yang hatinya selalu terikat pada tempat yang paling dicintaiNya, akan mendapatkan perlindungan di hari akhir. Tidak ada yang menghalangi dia dan keluarganya kecuali keinginan untuk selalu berjamaah di Masjid/Musholla, adalah salah satu tanda hati sudah terikat kepada Masjid.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Dua orang yang saling mencintai karena Allah</span><br /><span class="fullpost"> Makna yang didapat adalah kebersamaan dan persahabatan. Kita melakukan sesuatu bersama-sama dengan saudara kita, dan kita melakukannya semata-mata karena mengharap ridha Allah; Saat saudara kita lupa dan ingkar kepada Allah, kita mengingatkannya. Itu adalah cermin persahabatan yang dirahmati Allah.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Mampu menghadapi godaan lawan jenis</span><br /><span class="fullpost"> Dicontohkan saat Nabi Yusuf AS berada dalam istana raja dan mendapat godaan yang luar biasa dari Siti Julaiha, seorang wanita yang sangat rupawan. Nabi Yusuf bermunajat kepada Allah SWT dan berkata ‘lebih baik hidup di penjara dari pada di istana’ karena beliau tahu betapa Allah akan melindunginya di yaumil akhir apabila dapat melawan godaan yang sangat berat itu.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Ihklas dalam beramal</span><br /><span class="fullpost"> Semua berawal dari niat, bahkan dalam beramal sekalipun. Dalam hadist Arbain, keutamaan berniat sebelum melakukan amalan ditempatkan pada hadist yang paling pertama. Dilambangkan dalam bersedekah, tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.</span><br /><span class="fullpost"> *</span><br /><span class="fullpost"> Bertahajud dan Berzikir kepada Allah</span><br /><span class="fullpost"> Bangun pada tengah malam, berserah diri kepada Allah, memohon ampun dan mengingat dosa-dosa di masa lalu sampai bercucuran air matanya, termasuk salah satu yang dijamin perlindungannya di hari akhir kelak.</span><br /><br /><br /></div><span class="fullpost"> </span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5569278557247570521.post-78485073385317872122010-01-01T07:21:00.000-08:002010-01-01T11:31:18.977-08:00Selamat natal menurut Al QuranSakit perut menjelang persalinan, memaksa Maryam<br />bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau<br />mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali.<br />Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak<br />sungai di bawahmu, goyanghan pangkal pohon kurma<br />ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu.<br />Kalau ada yang datang katakan: 'Aku bernazar tidak<br />bicara.'"<br /><br />"Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk.<br />Ayahmu bukan penjahat, ibumu pun bukan penzina,"<br />demikian kecaman kaumnya, ketika melihat bayi di<br />gendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya<br />menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang<br />bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah<br />yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta<br />mengabdi kepada ibunya. Kemudian sang bayi berdoa:<br />"Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku<br />pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari<br />ketika aku dibangkitkan hidup kembali."<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Itu cuplikan kisah Natal dari Al-Quran Surah Maryam ayat 34.<br />Dengan demikian, Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan<br />selamat Natal pertama dari dan untuk Nabi mulia itu, Isa<br />a.s.<br /><br /><a name="more"></a><br /><br />Terlarangkah mengucapkan salam semacam itu? Bukankah<br />Al-Quran telah memberikan contoh? Bukankah ada juga salam<br />yang tertuju kepada Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga<br />Ilyas, serta para nabi lainnya? Setiap Muslim harus percaya<br />kepada Isa a.s. seperti penjelasan ayat di atas, juga harus<br />percaya kepada Muhammad saw., karena keduanya adalah hamba<br />dan utusan Allah. Kita mohonkan curahan shalawat dan salam<br />untuk. mereka berdua sebagaimana kita mohonkan untuk seluruh<br />nabi dan rasul. Tidak bolehkah kita merayakan hari lahir<br />(natal) Isa a.s.? Bukankah Nabi saw. juga merayakan hari<br />keselamatan Musa a.s. dari gangguan Fir'aun dengan berpuasa<br />'Asyura, seraya bersabda, "Kita lebih wajar merayakannya<br />daripada orang Yahudi pengikut Musa a.s."<br /><br />Bukankah, "Para Nabi bersaudara hanya ibunya yang berbeda?"<br />seperti disabdakan Nabi Muhammad saw.? Bukankah seluruh umat<br />bersaudara? Apa salahnya kita bergembira dan menyambut<br />kegembiraan saudara kita dalam batas kemampuan kita, atau<br />batas yang digariskan oleh anutan kita? Demikian lebih<br />kurang pandangan satu pendapat.<br /><br />Banyak persoalan yang berkaitan dengan kehidupan Al-Masih<br />yang dijelaskan oleh sejarah atau agama dan telah<br />disepakati, sehingga harus diterima. Tetapi, ada juga yang<br />tidak dibenarkan atau diperselisihkan. Disini, kita berhenti<br />untuk merujuk kepercayaan kita.<br /><br />Isa a.s. datang mermbawa kasih, "Kasihilah seterumu dan<br />doakan yang menganiayamu." Muhammad saw. datang membawa<br />rahmat, "Rahmatilah yang di dunia, niscaya yang di langit<br />merahmatimu." Manusia adalah fokus ajaran keduanya; karena<br />itu, keduanya bangga dengan kemanusiaan.<br /><br />Isa menunjuk dirinya sebagai "anak manusia," sedangkan<br />Muhammad saw. diperintah:kan oleh Allah untuk berkata: "Aku<br />manusia seperti kamu." Keduanya datang membebaskan manusia<br />dari kemiskinan ruhani, kebodohan, dan belenggu penindasan.<br />Ketika orang-orang mengira bahwa anak Jailrus yang sakit<br />telah mati, Al-Masih yang menyembuhkannya meluruskan<br />kekeliruan mereka dengan berkata, "Dia tidak mati, tetapi<br />tidur." Dan ketika terjadi gerhana pada hari wafatnya putra<br />Muhammad, orang berkata: "Matahari mengalami gerhana karena<br />kematiannya." Muhammad saw. lalu menegur, "Matahari tidak<br />mengalami gerhana karena kematian atau kehahiran seorang."<br />Keduanya datang membebaskan maanusia baik yang kecil, lemah<br />dan tertindas -dhu'afa' dan al-mustadh'affin dalam istilah<br />Al-Quran.<br /><br />Bukankah ini satu dari sekian titik temu antara Muhammad dan<br />Al-Masih? Bukankah ini sebagian dari kandungan Kalimat Sawa'<br />(Kata Sepakat) yang ditawarkan Al-Quran kepada penganut<br />Kristen (dan Yahudi (QS 3:64)? Kalau demikian, apa salahnya<br />mengucapkan selamat natal, selama akidah masih dapat<br />dipelihara dan selama ucapan itu sejalan dengan apa yang<br />dimaksud oleh Al-Quran sendiri yang telah mengabadikan<br />selamat natal itu?<br /><br />Itulah antara lain alasan yang membenarkan seorang Muslim<br />mengucapkan selamat atau menghadiri upacara Natal yang bukan<br />ritual . Di sisi lain, marilah kita menggunakan kacamata<br />yang melarangnya.<br /><br />Agama, sebelum negara, menuntut agar kerukunan umat<br />dipelihara. Karenanya salah, bahkan dosa, bila kerukunan<br />dikorbankan atas nama agama. Tetapi, juga salah serta dosa<br />pula, bila kesucian akidah ternodai oleh atau atas nama<br />kerukunan.<br /><br />Teks keagamaan yang berkaitan dengan akidah sangat jelas,<br />dan tidak juga rinci. Itu semula untuk menghindari kerancuan<br />dan kesalahpahaman. Bahkan Al-Q!uran tidak menggunakan satu<br />kata yang mungkin dapat menimbulkan kesalahpahaman, sampai<br />dapat terjamin bahwa kata atau kalimat itu, tidak<br />disalahpahami. Kata "Allah," misalnya, tidak digunakan oleh<br />Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami<br />masyarakat jahiliah belum sesuai dengan yang dikehendaki<br />Islam. Kata yang digunakan sebagai ganti ketika itu adalah<br />Rabbuka (Tuhanmu, hai Muhammad) Demikian terlihat pada<br />wahlyu pertama hingga surah Al-Ikhlas. Nabi saw. sering<br />menguji pemahaman umat tentang Tuhan. Beliau tidak sekalipun<br />bertanya, "Dimana Tuhan?" Tertolak riwayat sang menggunakan<br />redaksi itu karena ia menimbulkan kesan keberadaan Tuhan<br />pada satu tempat, hal yang mustahil bagi-Nya dan mustahil<br />pula diucapkan oleh Nabi. Dengan alasan serupa, para ulama<br />bangsa kita enggan menggunakan kata "ada" bagi Tuhan,<br />tetapi "wujud Tuhan."<br /><br />Natalan, walaupun berkaitan dengan Isa Al-Masih, manusia<br />agung lagi suci itu, namun ia dirayakan oleh umat Kristen<br />yang pandangannya terhadap Al-Masih berbeda dengan pandangan<br />Islam. Nah, mengucapkan "Selamat Natal" atau menghadiri<br />perayaannya dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat<br />mengantar kepada pengaburan akidah. Ini dapat dipahami<br />sebagai pengakuan akan ketuhanan Al-Masih, satu keyakinan<br />yang secara mutlak bertentangan dengan akidah Islam. Dengan<br />kacamata itu, lahir larangan dan fatwa haram itu,<br />sampai-sampai ada yang beranggapan jangankan ucapan selamat,<br />aktivitas apa pun yang berkaitan dengan Natal tidak<br />dibenarkan, sampai pada jual beli untuk keperluann Natal.<br /><br />Adakah kacamata lain? Mungkin!<br /><br />Seperti terlihat, larangan ini muncul dalam rangka upaya<br />memelihara akidah. Karena, kekhawatiran kerancuan pemahaman,<br />agaknya lebih banyak ditujukan kepada mereka yang<br />dikhawatirkan kabur akidahnya. Nah, kalau demikian, jika ada<br />seseorang yang ketika mengucapkannya tetap murni akidahnya<br />atau mengucapkannya sesuai dengan kandungan "Selamat<br />Natal" Qurani, kemudian mempertimbangkan kondisi dan<br />situasi dimana hal itu diucapkan, sehingga tidak menimbulkan<br />kerancuan akidah baik bagi dirinya ataupun Muslim yang lain,<br />maka agaknya tidak beralasan adanya larangan itu. Adakah<br />yang berwewenang melarang seorang membaca atau mengucapkan<br />dan menghayati satu ayat Al-Quran?<br /><br />Dalam rangka interaksi sosial dan keharmonisan hubungan,<br />Al-Quran memperkenalkan satu bentuk redaksi, dimana lawan<br />bicara memahaminya sesuai dengan pandangan atau<br />keyakinannya, tetapi bukan seperti yang dimaksud oleh<br />pengucapnya. Karena, si pengucap sendiri mengucapkan dan<br />memahami redaksi itu sesuai dengan pandangan dan<br />keyakinannya. Salah satu contoh yang dikemukakan adalah<br />ayat-ayat yang tercantum dalam QS 34:24-25. Kalaupun<br />non-Muslim memahami ucapan "Selamat Natal" sesuai dengan<br />keyakinannya, maka biarlah demikian, karena Muslim yang<br />memahami akidahnya akan mengucapkannya sesuai dengan garis<br />keyakinannya. Memang, kearifan dibutuhkan dalam rangka<br />interaksi sosial.<br /><br />Tidak kelirulah, dalam kacamata ini, fatwa dan larangan itu,<br />bila ia ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan ternodai<br />akidahnya. Tetapi, tidak juga salah mereka yang<br />membolehkannya, selama pengucapnya bersikap arif bijaksana<br />dan tetap terpelihara akidahnya, lebih-lebih jika hal<br />tersebut merupakan tuntunan keharmonisan hubungan.<br /><br />Dostojeivsky (1821-1881), pengarang Rusia kenamaan, pernah<br />berimajinasi tentang kedatangan kembali Al-Masih. Sebagian<br />umat Islam pun percaya akan kedatangannya kembali. Terlepas<br />dari penilaian terhadap imajinasi dan kepercayaan itu, kita<br />dapat memastikan bahwa jika benar beliau datang, seluruh<br />umat berkewajiban menyambut dan mendukungnya, dan pada saat<br />kehadirannya itu pasti banyak hal yang akan beliau luruskan.<br />Bukan saja sikap dan ucapan umatnya, tetapi juga sikap dan<br />ucapan umat Muhammad saw. Salam sejahtera semoga tercurah<br />kepada beliau, pada hari Natalnya, hari wafat dan hari<br />kebangkitannya nanti.</span>Agus Mulyadihttp://www.blogger.com/profile/04176451251169164564noreply@blogger.com0